Well, if you're not human, how come you read this blog anyway..
This is my second entry for my trip to Yogyakarta. If you haven't read the first, click here!
Let's continue our story.. Here we go..
Psikologi versi alay: KnP c11h QmOh 9k mW n9eRti1n QuwH? |
Seorang petani dan istrinya bergandeng tangan menyusuri sawah sesudah seharian memacul di sawah mereka dalam lebatnya hujan. Tiba-tiba, lewat sebuah motor di jalan raya di depan mereka. Berkatalah sang suami pada istrinya, “Lihatlah bu, betapa bahagianya suami istri yang naik motor itu. Meski mereka juga kehujanan tapi mereka bisa cepat sampai rumah, tidak seperti kita yang harus lelah berjalan untuk sampai ke rumah.”
Sementara itu, pengendara sepeda motor dan istrinya yang sedang berboncengan di bawah hujan melihat sebuah mobil pick-up lewat di depan mereka. Pengendara motor berkata kepada istrinya, “Lihat bu, betapa bahagianya orang yang naik mobil itu. Mereka tak perlu berhujan-hujan seperti kita.” Di dalam pick-up yang dikendarai sepasang suami istri juga terjadi perbincangan ketika sebuah mobil Mercy lewat.
“Lihatlah bu, betapa bahagianya orang yang naik mobil bagus itu. Pasti nyaman dikendarai, tidak selalu mogok seperti mobil kita.” Pengendara mobil mewah itu seorang pria kaya dan ketika melihat suami istri di bawah guyuran hujan, pria kaya itu dalam hatinya berkata, “Betapa bahagianya mereka, begitu mesra berjalan di dalam hujan berdua menikmati indahnya alam pedesaan sementara aku dan istriku tak pernah punya waktu untuk berduaan karena masing masing sama-sama sibuk.”
Kebahagiaan tidak akan pernah kita miliki jika kita hanya melihat kebahagiaan orang lain dan selalu membandingkan dengan hidup orang lain. Kebahagiaan bukan semata dilihat dari harta, karena orang yang berharta belum tentu bahagia.
Bersyukurlah selalu atas hidupmu supaya kamu tahu di mana kebahagiaan itu berada. Aku pernah berpikir bahwa setiap manusia pasti ingin memiliki seorang kekasih dalam suka dan duka yang tidak pernah terpisahkan. Sekarang aku memilih amal saleh sebagai kekasihku yang akan menemaniku sampai ke dalam kuburku, kemudian amal sholehku menemaniku menghadap Allah.
Aku pernah berpikir setiap manusia pastilah punya goresan masalah dengan manusia lain, sehingga wajar jika manusia memiliki musuh masing-masing. Kini aku memilih menjadikan setan sebagai musuh utamaku, maka aku lebih memilih melepaskan kebencian, dendam rasa sakit hati, dan permusuhanku dengan manusia lain.
Aku pernah selalu kagum dengan manusia cerdas yang berhasil dalam karier atau kehidupan dunianya. Sekarang aku mengganti kriteria kekagumanku ketika aku menyadari bahwa manusia hebat di mata Allah adalah hamba yang bertaqwa. Manusia yang sanggup taat kepada aturan Allah dalam menjalankan hidup dan kehidupannya.
Dulu aku akan marah dan merasa diriku dijatuhkan ketika orang lain berlaku dzalim padaku. Menggunjingkanku dan menyakiti dengan kalimat - kalimat sindiran yang sengaja menyakitiku. Sekarang aku memilih ada transfer pahala dari mereka untukku jika aku mampu bersabar.
Dan aku memilih tidak lagi harus kuatir karena harga diri manusia hanyalah akan jatuh di mata-Nya ketika dia rela menggadaikan dirinya mengikuti hasutan setan.
Dulu aku yakin dengan hanya kekuatan Al-Quran berkali-kali maka jiwaku tercerahkan. Kini aku memilih untuk mengerti dan memahami makna artinya dengan menggunakan akalku, dengan mengaktifkan qolbuku dan mengamalkannya dalam keseharianku maka pencerahan itu baru bisa aku dapatkan. Ketika aku harus memilih, bantu aku selalu untuk memilih yang benar di mata-Mu.
Liburan mulai dari tanggal 16 Januari s.d. 26 Februari. 27 Februari udah harus masuk kuliah perdana.
Hmm. Ada waktu sekitar 30 hari untuk berlibur.
1 hari = 24 jam. 30 hari = 24 jam x 30 hari = 720 jam.
Dalam 720 jam yang bebas ini, apa yang mau gue lakukan? Sungguh merugi bila waktu yang banyak ini nggak menghasilkan apapun.
Skenario 1 - Ketika menjelang UAS
Ekspektasi: "Yuuhuu~ Akhirnya UAS! Bentar lagi bakalan liburan nih. Belajar dulu, ah. Supaya nilainya dapet A semua! :)"
Kenyataan: " UAS gue gak ada bahannya, gimana nih besok?! ლ(ಠ益ಠ)ლ"
Skenario 2 - Tugas akhir smester
Ekspektasi: "Fyuh, selesai juga tugas gue. Minggu depan udah minggu tenang, gue tinggal nge-review bahan mata kuliah aja :)"
Kenyataan: "Waduh, besok UAS Agama !!! Mana tugasnya gue belom bikin lagi!! gak tidur deh malem ini. ლ(ಠ益ಠ)ლ (True Story)"
Skenario 3 - Saat lagi UAS
Ekspektasi: Pengawas yang penuh senyum dan agak 'longgar'.
Kenyataan: Pengawas yang ketat dengan lirikannya yang 'menggetarkan jiwa'.
Ekspektasi: Setelah ujian, Segera pulang ke rumah. Belajar sampai malam, dan besoknya bangun dengan kesegaran 100 persen untuk menghadapi UAS hari setelahnya.
Kenyataan: Setelah ujian, nongkrong ke mall sampe malam. Pulang ke rumah, belajar sampai pagi, dan menghadapi UAS hari selanjutnya dengan keadaan setengah sadar.
Hari ini, setelah gue pulang dari surau, tiba-tiba terdengar petir yang menggelegar di lingkungan rumah. Petir yang cukup untuk membangunkan seisi rumah dari terjaganya saat dia tidur. Tidak hanya sekali, tapi beberapa kali.
Setelah itu, secara berbondong-b0ndong hujan pun datang bagaikan tentara roma yang membentuk formasi perang, siap untuk menyerang dan memecahkan kesunyian.
Derasnya hujan bagaikan kencing yang sudah ditahan selama berjam-jam. Betapa suburnya hujan tersebut.
Gue pun mencoba memaknai proses alam yang terjadi. Mengaitkannya dengan kehidupan.
Perlahan, hujan tersebut redup, menjadi nyanyian-nyanyian asimetris untuk menemani proses pemaknaan yang gue lakukan. Sesekali dikejutkan oleh gemuruh yang berbunyi dengan cukup bersahabat.
Apa maknanya?
Skenario terbaik = Dompet ketinggalan. Ditemukan, dan disimpankan.
Jarak tempuh perjalanan = 1.30 jam.
Bensin yang dihabiskan = 1-2 strip Pertamax. Bila 1 strip = 2 liter, 1 liter = Rp.4.900,-/liter, maka 2 strip Pertamax = 4 liter bensin = Rp. 19.600,-
Bolak balik sawangan memakan waktu 3 jam. Setara dengan Rp. 39.200,-
Skenario terburuk = Dompet hilang beserta isi-isinya.
Beli dompet baru, agak kualitas dikit = Rp. 30.000,-
Bikin KTP, entahlah berapa harganya. Katanya sih gratis.
Bikin SIM C, versi cepat = Rp. 500.000,- langsung jadi. Versi lambat = Rp. 140.000,- hanya polisi dan Tuhan yang tau kapan SIM tersebut jadi.
Mengatur ulang informasi dan data-data bank. Minimal waktu = 2 minggu.