Sekitar hampir seminggu yang lalu, gue pergi ke Starbucks untuk duduk dan menikmati minuman favorit gue: Vanilla Frappucino. Nyam. Padahal lagi diet. :lol:
Kemudian sembari duduk-duduk di Starbucks yang sangat sepi itu (bener-bener sepi loh, cuman ada 1 manusia duduk di situ!) gue iseng-iseng ke tempat majalah dan menemukan majalah bernama kick andy. Mirip yang di TV itu ya. #eh
Gue iseng baca-baca, ternyata di dalam situ ada sebuah interview dari seseorang yang berprofesi sebagai pelatih meditasi. Awalnya pengen bolak balik halaman yang lain, tapi kayaknya interviewnya menarik.. Jadi gue baca terus satu artikel sampe abis.
Banyak inspirasi dari artikel tersebut, dan salah satu key points dari apa yang dia bahas tentang ketentraman jiwa adalah: "Kemarahan, kekhawatiran, dan sifat-sifat negatif lainnya sebenarnya adalah bagian dari diri manusia".
Then I think: "This might be true".
Coba bayangin, deh.. Ketika seseorang membuat kita sebel, biasanya kita cendrung marah terhadap orang tersebut. Pertanyaannya: kenapa kita marah?
Apakah kemarahan tersebut berasal dari orang yang membuat kita sebel? Hmm, bukankah dia cuman berperilaku yang kebetulan membuat kita sebel? Kalo kita dikasih hal-hal yang kita suka (misal: duit sejuta), pasti kita bukannya marah, tapi malah kegirangan.
Nah, kembali lagi.. Sikap dia saat ini ke kita kebetulan membuat kita marah.. Tapi kita bisa juga kan bersikap kegirangan sebagaimana ketika kita mendapat hal yang kita suka? That's the point. Kita lah yang menentukan sikap kita atas perilaku orang lain terhadap kita.
Ketika orang lain berperilaku terhadap kita, kita bisa memilih untuk memaafkan, atau balik marah.. It's just a matter of choice.
Dan juga kalaulah kita bisa memilih untuk berperilaku memaafkan atau marah, berarti sifat memaafkan dan sifat marah bukan datang dari orang lain, melainkan dari diri sendiri.
Tubuh kita terdiri atas sifat pemaaf dan sifat pemarah.. Yang mana berarti di dalam diri kita terdapat sifat positif dan sifat negatif.
Bisakah kita menghilangkan sesuatu yang ada di dalam diri kita? Sesuatu yang sudah menjadi komposisi atas diri setiap manusia? Well of course you can't, silly! Sifat negatif manusia akan tetap ada, tapi kontrol lah dia dan kembalikan kepada tempatnya. Ketika kita bisa menerimanya dengan ikhlas, saat itulah kita mulai belajar mengontrol sifat negatif tersebut. :)
Now that's one new wisdom for myself :) feel free if you'd like to think the same way.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
feel free to comment :)